"Minta Uang" Pada Bank

Kiat dan beberapa tips disalah satu jalur pusaran uang udah terposting. Selanjutnya, landasan pacu dari bisnis tersebut yang tak lain kalau bukan MODAL. Lagi-lagi aku bagi sedikit minoritas ilmuku dari gelar SE yang tersandang. Topik ini memang inti dari skill apapun yang kita miliki/kuasai tentang bisnis....yakni Modal, modal dan modal.

Modal yang terbatas memang bisa menjadi kendala dalam membuka suatu usaha. Begitu juga dengan usaha yang sedang berkembang dan ingin berekspansi dalam usahanya. Padahal, di zaman yang-banyak orang mendoktrin serba susah ini,modal tidak bisa didapatkan semudah membalik telapak tangan.

Ambil contoh pengusaha kecil yang berjualan kebutuhan bahan pokok. Untuk mendapatkan barang-barang jualannya, dia harusmemiliki modal dulu untuk berbelanja. Kemudian pengusaha garmen yang sangat laris. Untuk menambah varian produk atau membuka cabangnya, dia juga harus memiliki modal.

Mengharapkan rekan menginventasikan sejumlah dananya untuk usaha yang kita miliki? Sangat susah untuk direalisasi. Walaupun tetap bisa, prosentasenya sangat kecil sekali. Salah satu jalan keluar untuk mendapatkanmodal adalah melakukan pinjaman ke Bank. Bagaimana cara mendapatkan pinjaman dari Bank?

Menyiapkan persyaratan

Pada prinsipnya, bank tidak akan memberikan pinjaman untuk sesuatu yang tidak jelas. Ini berarti harus ada kejelasan mengenai kemana pinjaman itu akan diberikan. Apakah untukmembangun usaha baru, atau untuk mengekspansi bisnis yang sudah ada. Untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan tersebut, biasanya pihak bank akanmencari tahu. Caranya? Yakni denganmengadakan inteview dengan calon debiturnya.

Biasanya, sebelum melakukan proses ”investigasi” calon debitur, pihak bank akan meminta beberapa persyaratan administratif. Umumnya persyaratan yang diminta relatif sama antara satu bank dengan bank yang lain. Kadang ada suatu bank yang memiliki persyratan tambahan lantaran memiliki produk tertentu.

Sebagai pengusaha kecil yang masih awam dengan dunia perbankan dan ingin menjalin kerjasama dengan pihak bank, kita tak perlu berkecil hati. Karena pihak bank pasti akan membantu dan membimbing apa saja yang harus disiapkan oleh si pengusaha. Karena di satu sisi, pihak bank juga mendapatkan keuntungan dengan kedatangan debitur baru.

Informasi harus tepat

Dalam proses investigasi dan pemenuhan persyaratan yang diajukan, diharapkan para pengusaha memberikan informasi yang tepat. Karena bila pihak bank mendapatkan kejanggalan sedikit saja, proses pengajuan pinjaman dana akan terhenti. Dan parahnya, bisa saja pengajuan pinjaman dana tersebut ditolak.

Pihak bank umumnya meminta informasi mengenai rencana bisnis usaha kita. Lengkap dengan analisis pasar dan kemungkinan profitability-nya. Mengapa pihak bank harusmelakukan hal tersebut?

Informasi bisnis si pengusaha yang didapatkan oleh pihak bank akan dijadikan suatu patokan atau tolak ukur. Dari situ, pihak bank dapat mengerti mulai dari kemampuan bayar si calon debitur, hingga karakteristik personalnya. Semua itu dilakukan pihak bank untuk meyakinkan diri bahwa pengusaha yang merupakan calon debiturnya itu dapat mengembalikan pinjamannya pada bank.

Bila memang ada seorang pengusaha yang tidak dapat mengembalikan pinjaman, bukan saja pengusaha itu sendiri yang rugi. Pihak bank pun turut rugi. Bahkan kalau banyak debitur yang berperilaku seperti demikian terhadap suatu bank, masyarakat yangmenabung pun ikut kena imbasnya. Karena likuiditas bank bermasalah, dan ujungnya si penabung tidak bisa mengambil uangnya.

Siapkan aset jaminan

Selain memberikan persyaratan administratif, pihak bank juga memberikan persyaratan lain. Yakni aset si pengusaha yang akan dijaminkan. Atas aset jaminan ini, pihak bank akanmenilainya. Biasanya bank akan memberikan pinjaman sebanyak 80 persen dari jumlah aset jaminan yang telah dinilainya.

Ya, aset jaminan berguna bila ternyata debitur tidak sanggup mengembalikan pinjamannya. Namun, jangan khawatir. Bank tidak lantas menarik aset jaminan bila debitur mengalami telat bayar. Tapi mengingatkannya terlebih dahulu dengan menurunkan kredibilitasnya. Dan kredibilitas debitur tersebut dapat diketahui oleh seluruh bank se-Indonesia.

Untuk kredibilitas debitur, pihak bank memberikan tahapan kolektibilitas. Dari kolektibilitas 1 hingga 4. Semakin kecil kolektibilitas, semakin bagus pula kredibilitas si debitur. Dan bila mencapai kolektibilitas 4, berarti si debitur akan mendapat cap kreditmacet, aset jaminannya ditarik pihak bank, bahkan namanya akan masuk Daftar Hitam Bank Indonesia (DHBI).

Bagaimana bila aset yang akan dijaminkan bukan atas nama pribadi? Pihak bank tetap bisa menerimanya. Dengan syarat, calon debitur dapat memberikan surat kuasa dari orang yang memiliki aset yang akan diagunkan.

3 Kunci Penting

  1. Buat rencana bisnis yang baik.Hal ini penting dilakukan. Karena dengan rencana bisnis yang tersusun dengan baik, bank dapat menang-kap sinyal keseriusan dari kita.
  2. Perhatikan manajemen keuangan. Jumlah cicilan hutang jangan sampai melebihi sepertiga dari pendapatan. Misalkan bila pendapatan per bulan Rp 20 juta, maka beban cicilanmaksimal per bulan maksimum sekitar Rp 6,2 juta. Bila lebih dari itu bisa berbahaya. Karena bisa membebani kita sebagai peminjam.
  3. Siapkan aset yang diagunkan. Biasanya, bank paling suka dengan aset berupa tanah bangunan sebagai jaminan.Namun bila memiliki aset hanya berupa tanah kosong atau kendaraan bermotor, kita bisa bernegosiasi dengan pihak bank.

Selamat mencoba dengan Bank terdekat Anda.