KILL APP

Mengamati perkembangan teknologi mobile serta smartphone di tanah air jadi teringat dengan istilah “Killer App”.
“Killer App” atau Killer Application adalah istilah dalam dunia komputer untuk piranti lunak yang membuat sebuah teknologi atau sebuah platform menjadi lebih populer digunakan masyarakat banyak.

Sekitar tahun 1979 saat pangsa pasar PC terbentuk ada sebuah “Killer App”, yaitu aplikasi Visi-calc. Yaitu sebuah aplikasi pengolah “spread-sheet” yang banyak berguna bagi pelaku bisnis. Komputer Apple yang awalnya dianggap hanya sebagai barang hobi dilirik sebagai “business-tool” yang handal.

Alhasil komputer Apple II yang menyertakan VisiCalc dalam proses penjualannya mendapatkan buah manis, angka penjualan Apple II yang meroket. Sayang keadaan ini tidak berlanjut.

Sekitar tahun 1983, PC Clone IBM memasangkan aplikasi Lotus 1-2-3 yang merupakan versi Visi-Calc dalam template IBM. Akhirnya PC IBM mengambil alih kejayaan komputer Apple.
Di tahun 1993 saat mulai ada SMS, jumlah pemakaian telepon GSM meningkat pesat disamping makin baiknya kualitas layanan jaringan telekomunikasi. Sms menjadi salah satu “Killer App” saat itu di dunia mobile communication. Bahkan sebuah riset menyatakan hampir 85% pengguna GSM, aktif menggunakan sms sebagai sarana komunikasi.

Di era mobile internet yang semakin marak berkembang, banyak pengamat media yang beranggapan “Killer App” sekarang adalah situs-situs jejaring sosial, terutama Facebook dan Twitter.

Nama Facebook sangat dikenal dan digandrungi oleh masyarakat Indonesia. Jumlah account pengguna Facebook semakin bertambah. Bahkan golongan masyarakat yang jarang menggunakan komputer tiba-tiba mendadak memerlukan koneksi internet untuk mengakses Facebook. Twitter, situs micro-blogging sudah mulai menuai perhatian masyarakat walalupun belum seheboh Facebook.

Adanya fenomena booming masyarakat dalam mengakses Facebook dan Twitter turut mendongkrak penjualan Smartphone di Indonesia termasuk BlackBerry. Brand Facebook serta Twitter seakan menjadi supporting alas an utama konsumen untuk membeli smartphone. Alhasil jumlah BlackBerry yang terjual di Indonesia menyentuh angka yang sangat fantastis walaupun jika ditelaah lebih dalam mungkin angka penjualan tersebut tidak berbanding lurus dengan pengguna push e-mail. Karena ada asumsi kuat mereka membeli untuk bisa mengakses Facebook atau Twitter dengan mudah disamping ada alasan lainnya.

Tren fenomena Facebook sebagai “Killer App” di ikuti dengan maraknya merek-merek hand phone lokal dan Cina, dengan harga yang sangat ekonomis dengan mengusung promosi dapat mengakses Facebook.

iTune App Store
Apple iPhone mulai menyadari sisi kekuatan sebuah daya tarik aplikasi. Sehingga saat merilis iPhone, Apple sudah mulai mengintegrasikan iPhone dengan iTune App Store yang merupakan toko online Apple. Kekuatan hardware dan fitur-fitur unggulan adalah penting, akan tetapi kekuatan ragam aplikasi yang dapat dijalankan oleh piranti bergerak juga sangat penting. Para konsumen dapat merasakan langsung “value” dari Smartphone yang mereka beli.

BlackBerry pun tidak tinggal diam BlackBerry App World pun dirilis. Sementara ini pesaing yang baru, Smartphone berbasis Android sudah membuat toko aplikasi on-line untuk Android OS. Bagaimana dengan pemain lama, Nokia ? Nokia pun sudah memiliki Ovi Store yang menyediakan ragam aplikasi untuk platform Smartphone Nokia.

Harapan vendor dengan berkembangnya Smartphone menjadi piranti mobile yang banyak digunakan oleh masyarakat, untuk berkomunikasi, bekerja dan mendapatkan hiburan, diperlukan “Killer App”. Aplikasi-aplikasi unggulan dapat menjadikan konsumen loyal terhadap brand mereka atau platform OS Smartphone yang mereka buat. Baik itu iPhone Apple, BlackBerry, Nokia ataupun Android OS. Sehingga salah satu cara berbagai platform Smartphone tersebut berlomba-lomba menarik pengembang luar untuk dapat membuat aplikasi yang hebat.

Tinggal kita lihat dan cermati siapa pemenang di antara mereka yang dapat membuat “Killer App” yang membuat konsumen makin lekat.

From : Feedberry